Kamis, Agustus 14, 2008

Kepercayaan

Salah satu sifat Rasulullah yang mulia adalah amanah,yupz...dapat dipercayai. Sejak kecil beliau terkenal dengan sikapnya yang mulia, sehingga diberi gelar Al Amin, yaitu orang yang dapat dipercaya. Maka tidak salah bagi kita sebagai umat pengikutnya berusaha menjadi orang yang dapat dipercaya, baik oleh keluarga, teman, ataupun diri sendiri. Mengapa harus diri sendiri??

Kadang dalam hati kita timbul keraguan untuk bertindak jika ada sesuatu hal. Ini membuktikan adanya ketidakpercayaan kita terhadap diri sendiri dalam mengambil sikap. Percaya dengan kemampuan sendiri itu penting, karena dengan itulah kita akan bertindak kedepannya.

So, untuk dapat menjadi orang yang bisa dipercaya orang lain kita harus bisa menanamkan rasa kepercayaan terlebih dahulu kepada orang lain juga. Semoga kita semua dapat menjadi orang yang dapat dipercaya dalam kehidupan ini. Walaupun kita tidak mampu menjadi seorang seperti rasulullah yang memiliki sifat amanah, TAPI setidaknya menjadi orang yang mau dan berusaha untuk menjadi seperti Dia(amanah) itu sudah sangat Mulia.

Terima kasih teman-teman yang telah menanamkan kepercayaannya padaku, Insyaallah semuanya akan aku jaga sepenuhnya, dan aku berharap teman-teman masih mau menjadikanku orang yang dapat teman2 percayai, baik dalam menjaga sesuatu benda yang berujud maupu dalam bentuk luapan cerita yang teman2 alami. Terima kasih semuanya..

Rabu, Agustus 13, 2008

Ngantri lagi, ngantri lagi...

Sapa bilang riau kaya, Kaya akan sumber daya minyak nya, minyak diatas dan minyak dibawah...

BOHONG ITU SEMUA....kalo teman-teman datang ke Riau sekarang, anda pasti akan mendapati hal yang tidak wajar, antrian panjang di pom bensin, kelangkaan minyak tanah, harga minyak goreng melebihi harga di temapt lain, jadi dimana letak kekayaan minyak di Riau ini?? ..Rasanya lebih baik seperti singapore, negara kecil, sumberdaya alam tidak pernah terdengar ada, tapi antrian di pom bensin juga tidak pernah terdengan, kelangkaan minyak juga gak pernah terdenga...

Bagaimana kebijakan pemerintah dalam hal ini??? ...Jangan hanya dekat dengan kami rakyat kecil, ketika udah mau pemilu, mengubar janji manis, mengibarkan bendera kemakmuran, kepedulian, tapi itu semua cuma tipu muslihat...Setelah jadi pemimpin kami rakyat kecil kalian injak,MUNAFIK!!!


Refleksi Hari Kemerdekaan

Tinggal beberapa hari lagi, negara kita yang tercinta ini akan merayakan hari jadinya yang ke-63. Sungguh suatu jangka waktu yang sudah cukup lama bagi suatu negara yang notabene nya kaya akan sumberdaya alamnya, subur tanah nya, ramah penduduknya, untuk dapat berbenah diri kearah yang lebih baik..tapi, dalam kenyataannya tidak ada yang lebih baik dari hari ke hari, melainkan kesengsaraan yang terjadi dimana-mana. Ini salah siapa??

Tidak pantas menyalahkan suatu golongan, ini salah kita semua. Negara yang dulunya makmur, sekarang berubah menjadi negara yang suram. Kelangkaan BBM dimana-mana, wabah penyakit yang dahulunya tidak pernah terdengan sekarang menjadi buah bibir, generasi muda di rusak dengan narkoba, pemadaman listrik terjadi dimana-mana, di kota-kota besar kemacetan terjadi dimana-mana, pencuri berdasi yang sembunyi dibelakang lemari besi semakin banyak, bencana alam datang silih berganti enggan meninggalkan bangsa ini. Ya Allah salah apa bangsa kami ini..

Seandainya bung Karno masih hidup dan dia mendapati keadaan generasi penerusnya seperti ini, pastilah dia akan meneteskan air mata. Seandainya jendral Sudirman masih ada dan mendapati keadaan bangsa seperti ini, pastilah dia akan merasa bersalah berjuang merebut kemerdekaan. Tetapi, mengapa masih ada sebagaian dari pemimpin kita yang memikirkan diri sendiri dan golongannya. Bukankah bung Karno, jenderal Sudirman dkk tidak pernah berjuang untuk kelompoknya, tetapi untuk NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.

Inti dari permasalahan bangsa Indonesia pada saat ini adalah rusaknya moral bangsa. Seorang ayah tidak punya rasa malu lagi untuk menodai darah dagingnya sendiri, Seorang ibu tidak memiliki hati nurani lagi untuk membunuh anaknya sendiri, Seorang pemimpin tidak malu lagi memakan hak rakyatnya sendiri, dimana rasa malu ini hilang sekarang? dengan rasa malu itu bangsa ini pernah disegani oleh dunia pada zamannya.

Hari kemerdekaan, hari dimana tidak ada lagi kelaparan, hari dimana tidak ada lagi antrian BBM dan sembako, hari dimana tidak akan terjadi lagi pemadaman listrik bergiliran, hari dimana semua rakyat bisa tersenyum menikmati hasil bumi Indonesia ini, hari dimana setiap orang punya hak hidup layak. Akankah hari kemerdekaan itu akan terwujud pada ulang tahun Negara Republik Indonesia yang ke-63 ini. Kita semua pasti bisa menjawabnya. Mari kita bersatu untuk kesejahteraan bersama, bukan kelompok atau golongan, mari kita bahu membahu kembali membangun Republik ini seperti sedia kala para pejuang bahu-membahu mengangkat bambu runcing untuk mengusir para penjajah demi kemerdekaan dan kemakmuran rakyat.

Dalam rangka HUT RI ke-63 ini, mari kita refleksi diri, keluarga dan lingkungan kita, untuk dapat berbuat lebih baik lagi, merdeka seutuhnya, bukan terjajah dalam kemerdekaan bangsa sendiri.

Senin, Mei 26, 2008

UAS

Yupz...

hari ini mulai pertama UAS semester 6, semoga semuanya berjalan dengan lancar. ujian pertama ku hari ini adalah PMPL, ujiannya ntar jam 1...huuuuu...

tadi malam sih udah belajar, tapi emang sih bahannya banyak banget....semoga aja dech bisa ujiannya hari ini, gak tau lagi ne mo nulis apa soalnya TEGANnnnnnnnnngggggg dah mo dekat ujian...

Rabu, Mei 21, 2008

hum sik...

dah lama gak pulang, gak ketemu sodara yang ada d rumah..udah hampir 10 bulan gak ketemu ama orang rumah...apa lagi sekarang bocah2 kecil makin bertambah di rumah,heee...kek nya asyik kalo pulang, tapi...sekarang lagi banyak2nya tugas dan deadline, apa lagi sebentar lagi mo ujian jadinya semua kerinduan harus d buang jauh2 dulu..

adib....


dina...


selamat yah, jaga baik2 adik nya....

salsa jaga...selamat yah...punya adik baru kan...


ulfa...

ayie...

rajin belajar, biar bisa juara kelas...

ika, belajar dengan baik biar bisa masuk SMU plus, tetap berusaha dan kurangi bermain...


buat semuanya, kita doain kelvin...semoga dia diterima disisi-Nya.


semoga kita semua bias berjumpa kembali...


salam rindu buat semuanya.



Bingung...

napa yah beberapa hari terakhir ne bawaan nya males mulu...padahal masih banyak kerjaan yang masih tertunda, tapi rasanya pengen tidduuuuuuuuuuuuuur aja, duh......perlu refresing kali yah...
apa lagi akhir2 ne ibadahnya makin lemot, gara2 itu mungkin yah...

ayo semangat lagi...

Senin, Mei 19, 2008

Info masuk UI

Seperti diketahui, saat ini UI membuka beberapa program pendidikan (PP), yaitu:
1. D3 /S1 Non Reguler
2. S1 Reguler
3. S1 Ekstensi
4. S1 KKI
5. S2 Reguler
6. Profesi/Spesialis
7. S3 Reguler

Jalur masuk untuk ketujuh program pendidikan tsb adalah sbb:

A. SNM-PTN (hanya untuk PP no 2)
Merupakan seleksi untuk memasuki seluruh PTN dan BHMN di seluruh Indonesia, di bawah koordinasi Dirjen Dikti. Jumlah mhs S1 Reguler yang diterima di jalur ini adalah 20% dari daya tampung SPMB yang direncanakan, sisa 80%nya masuk melalui UMB. (Misal: Daya tampung S1 Ilmu Komputer di SPMB tadinya adalah 100 mhs, jumlah mhs yang bisa diterima lewat jalur SNMPTN adalah 20 mhs saja, sedangkan jumlah mhs yang diterima lewat jalur UMB adalah 80 mhs). Mhs yang diterima melalui jalur ini bisa meminta beasiswa/BOP berkeadilan.

B. UMB (Ujian Masuk Bersama, hanya untuk PP no 2)
UMB merupakan ujian masuk khusus UI dan beberapa universitas lainnya (saat ini: UI, UIN, UNJ, USU) yang menggunakan jasa seleksi dari lembaga "Perhimpunan SPMB Nusantara", yang dulunya adalah penyelenggara SPMB. UMB akan dilaksanakan di Medan, Padang, Jakarta,Yogyakarta, Surabaya dan tempat lain yang akan ditentukan kemudian. Teknis pelaksanaan sama seperti SPMB dulu.
  • Jadwal pendaftaran UMB: 23-31 Mei 2008
  • Jadwal tes UMB: 7-8 Juni 2008
  • Jadwal pengumuman: 21 Juni 2008.
Calon mhs yang tidak diterima di UMB masih dapat mengikuti SNM-PTN, krn pendaftaran SNM-PTN adalah tanggal 16-27 Juni 2008. Mhs yang diterima melalui jalur ini bisa meminta beasiswa/BOP berkeadilan.

C. Penerimaan Reguler (untuk PP no 3,4,5,6,7)
Merupakan jalur masuk yang seleksinya diselenggarakan secara lokal oleh UI. Pendaftaran dilakukan secara online melalui http://penerimaan.ui.edu

D. Pembinaan Prestasi Khusus, tdd
- Pembinaan Bakat Akademik (PPKB), khusus untuk PP no 2
Mhs yang diterima melalui jalur ini bisa meminta beasiswa/BOP berkeadilan.
- Pembinaan Bakat Seni (untuk PP no 1,2,3,5)
- Pembinaan Pemenang Olimpiade (untuk PP no 1,2,3,5)
- Pembinaan Olahragawan Juaran (untuk PP no 1,2,3,5).

E. Pembinaan Daerah, tdd
- PPKB jalur pemerataan
Mhs yang diterima melalui jalur ini bisa meminta beasiswa/BOP berkeadilan.
- KSDI jalur Daerah (bisa untuk semua PP, namun untuk tahun 2008 masih tertutup hanya untuk PP no 2 saja).

F. Pengembangan SDM
- KSDI jalur industri --> Industri ybs harus menyumbangkan infrastruktur untuk UI seperti membangun lab, jembatan, dll
- (Mobilisasi dana masyarakat) --> masih sedang didiskusikan konsepnya.

Keterangan:
- BOP berkeadilan: BOP yang dikenakan kepada mhs S1 Reguler dari jalur SNM-PTN, UMB dan PPKB. BOP yang wajib dibayar oleh mhs bergantung pada kemampuan keuangan mhs, dengan kisaran Rp. 100 ribu - Rp. 7.5 juta untuk program studi rumpun sains dan teknologi, Rp. 100 ribu - Rp. 5 juta untuk program studi rumpun ilmu sosial dan humaniora.

- KSDI: Kerja Sama Daerah & Industri, merupakan jalur masuk untuk mhs utusan daerah yang dididik untuk kembali ke daerah (harus menandatangani surat perjanjian kerjasama dengan Pemda).

Demikian sekilas info, mudah-mudahan dapat disebarluaskan pada yang membutuhkan,
dan mudah-mudahan tidak membingungkan

Senin, Mei 12, 2008

Al Quran sebagai Obat

"Wanunazzilu minal Qurani maa huwa Syifaa u Wa Rahmatan Lil Mukminin..."
Artinya: Dan kami turunkan Al Quran suatu penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman.. (QA : 17 : 82)

DR. Ahmad Al-Qodi', direktur utama islamic medicine for education and research yang berpusat di amerika sekaligus konsultasi ahli sebuah klinik di panama city, florida amerika serikat telah melakukan penelitian tentang pengaruh Al Quran pada manusia dalam perspektif fisiologis dan psikologis yang terbagi dalam 2 tahapan. Tahap pertama bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh Al Quran pada fungsi organ tubuh sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika ada. Hasil eksperimen pertama ini membuktikan bahwa 97% responden, baik muslim maupun non-muslim, baik yang mengerti bahasa arab maupun tidak, mengalami beberapa perubahan fisiologis yang menunjukkan tingkat ketegangan urat syaraf reflektif. Hasilnya membuktikan bahwa Al Quran memiliki pengaruh yang mampu merelaksasi ketegangan urat syaraf tersebut. Fakta ini secara tepat terekam dalam sistem detektor elektronik yang didukung komputer guna mengukur perubahan apapun dalam fisiologi(organ) tubuh.
Dari penelitian tersebut juga di ketahui, bahwa ketegangan urat syaraf berpotensi megurangi daya tahan tubuh yang disebabkan terganggunya keseimbangan fungsi organ dalam tubuh untuk melawan sakit atau membantu proses penyembuhan.
Sementara itu, eksperimen yang kedua diarahkan guna mengetahui apakah efek relaksasi yang di timbulkan Al Quran pada ketegangan syaraf beserta perubahan-perubahan fisiologis yang mengiringinya benar-benar disebabkan oleh kalimat-kalimat Al Quran sendiri secara definitif, tanpa memandang apakah kalimat-kalimat itu dapat dipahami oleh pendengan atau tidak.
Dalam penelitian tersebut, para responden non-muslim yang tidak memahami bahasa arab diperdengarkan bacaan Al Quran dan bacaan teks bahasa arab yang dilantunkan dengan kesamaan instrumen dengan aspek lafal, bentuk dan melodi sehingga para responden tidak bisa membedakan keduanya karena memang mereka buta sama sekali dengan bahsa arab. dan ternyata, hasilnya cukup fositif. Eksperimen penyimakan bacaan al quran menunujukkan hasil hingga 65%. Hal itu berati bahwa voltase listrik pada otot relatif menurun, sehingga mengindidkasikan adanya efek relaksasi Al Quran pada sterss. Sementara pada bacaan berbahsa arab non Al Quran, pengaruh ini hanya terlihat 33% saja.
Untuk melakukan hasil itu, pengulangan eksperimenpun dilakukan pada sejumlah responden dengan melakukan pengubahan ulang urutan bacaannya dengan non Al Quran. dan ternyata hasilnya tetap positif.
Hasil penelitian quranik yang dilakukan oleh DR. Ahmad Al-Qodi' dalam kajian ini menunjukkan bahwa AlQquran memiliki pengaruh positif yang signifikan dalam menurunkan ketegangan (stres), dan ini dapat dicatat dan diukur secara kuntitatif maupun kualitatif. Pengaruh tersebut tampak dalam bentuk perubahan-perubahan yang terjadi pada arus listrik otot urat syaraf, juga perubahan pada daya tangkap kulit terhadap konduksi listrik, perubahan pada sirkulasi darah, serta perubahan pada detak jantung, kadar darah yang mengalir pada kulit dan suhu kulit yang kesemuanya saling terkait dan paralel dengan perubahan-perubahan aspek lain.
Semua perubahan ini menunjukkan fungsi dan kinenja sistem syaraf otomatik(reflektif) yang lebih lanjut berpengruh pada organ-oragan tubuh yang lain serta fungsi-fungsinya. Karena itu, ditemukan adanya kemungkinan-kemungkinan tak terbatas pada pengaruh-pengaruh fisiologis yang bisa dihasilkan Al Quran.
Selain itu, sudah maklum adanya bahwa stres berpotensi menurunkan imunitas(daya kekebalan) tubuh, kemungkinan hal itu disebabkan oleh sekresi cortizol atau zat lain sebagai reaksi antara sistem syaraf dan sistem kelenjer endokrin. Untuk itu bisa diambil hipotesa bahwa efek relaksasi Al Quran bagi stres dapat berpotensi mengaktifkan fungsi daya tahan tubuh yang berperan besar dalam melawan penyakit atau membantu proses penyembuhan. hal itu, dapat terjadi pada penyakit-penyakit gangguan pencernaan, infeksi, kanker dan lain sebagainya.
Hal demikian menunjukkan bahwa kalimat-kalimat Al Quran sendiri memiliki pengaruh fisiologis yang bisa merrredakan ketegangan otot pada tubuh, tanpa harus mengetahui makna kata-kata itu sendiri.

(dari : buku Fikih kesehatan karangan Ahsin W. Al Hafidz)

Subhanallah, segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita. bagi orang yang tidak mengerti sama sekali saja terbukti Al Quran memberikan manfaat, apa lagi bagi orang yang mengerti dan paham tentang isi Al Quran. Mari, kembali kita kepada Al Quran, kita tingkatkan bacaaan Al Quran kita , kita tingkatkan hafalan, kita tingkatkan pemahaman kita tentang isi dan kandungan yang terdapat dalam Al Quran yang subhanallah luar biasa hebatnya.

Jumat, Mei 09, 2008

Minggu Tegang

Gak terasa yah,... bentar lagi semester ini dah berakhir, perasaan baru kemaren masuk kuliah. Tinggal seminggu lagi perkuliahan di semester ini dan semester ini akan berakhir. Dari kampus sih di kasih waktu luang 1 minggu sebelum UAS, namanya kalo gak salah minggu tenang. tapi, walaupun namanya minggu tenang, hari-hari yang dijalani dalm minggu tersebut malah tidak sesuai dengan namanya-tenang. Bagi ku minggu tenang malah menjadi minggu tegang,... yah minggu yang menegangkan. mengapa?
Pertama, biasanya pada minggu2 ini terdapat banyak deadline tugas yang harus dikumpulkan. emang sih bisa dikerjain dari jauh2 hari, tapi sejak menjadi mahasiswa fasilkom aku menjadi orang yang deadliner,he...yah, wajar aja kalo minggu tenang menjadi beban karena tugas yang numpuk.
Kedua, yang namanya menghadapi ujian gak ada istilah tenang, pasti menegangkan, apalagi dikasih waktu luang 1 minggu tanpa ada kegiatan formal lainnya untuk menenangkan diri, eh bukannya ketenangna yang di dapat malah ketegangan menghadapi ujian setelah minggu tenang. Apalagi materi kuliah yang mo di ujiankan pada UAS kali ini dah banyak yang gak nyambung, wajar sih karena kuliah nya banyak yang bolong2,he...
Ketiga, rencana KP(kerja praktek) yang akan dilaksanakan insyaallah pada liburan panjang kali ini belum menemui titik terang. Tempat sih udah OK tapi semuanya perlu persiapan. Lembaga yang memberikan lowongan KP nya aja bingung mau kasih kerjaan apa, gimana KP nya nanti,he...takunya, kerjaan yang dikasihkan tidak termasuk ke dalam lingkup KP yang telah ditentukan oleh fakultas,huuu...puyeeeeeng...

Nah, dari 3 alasan diatas makanya bagi ku minggu tenang bukan lagi menjadi minggu untuk menenangkan diri, tapi minggu yang membuat hari2 ku menjadi menegangkan,huuu... semoga semua ini berjalan dengan lancar dan diberikan kemudahan oleh Allah SWT, serta diberikan hasil yang terbaik demi orang-orang yang aku cintai dan sayangi..

Kamis, Mei 08, 2008

Reuni Alumni B2s

Kapan yah dapat bertemu kembali dengan teman-teman yang dulu pernah bersama mengisi hari-hari di pondok kami tercinta-Babussalam? dengar-dengar kabar akan diadakannya reuni alumni babussalam angkatan 2003/2004 di bandung. semoga semua ini benar adanya, setelah berpisah cukup lama dengan teman-teman yang ada di pondok dulu, pengen rasanya kembali bertemu dengan mereka. pasti udah banyak perubahan yang terjadi pada teman-teman, heee...
aku rindu kalian semua, aku pengen ketemu kalian semua,...apalagi bagi teman-teman yang pernah dekat ama aku dulunya dan ampe hari ini tidak pernah lagi terdengar kabar dari kalian, rahadi, novra, iqbal, dasril dan masih banyak lagi...dimana kalian...
bagi teman-teman yag sempat mendapatkan informasi atau membaca blog ini, tolong di sebar luaskan kepada teman-teman yang lain agar silaturrahmi yang pernah kita bangun dahulunya dapat terjalin kembali seperti dulu....

caiyoo...bbs...!!!



Hidup kembali

hoho....

Setelah beberapa bulan gak kedengaran, akhirnya kembali dengan semangat baru "ng'blog"..he..
semoga semangat kali ini bisa bertahan lebih lama dan dapat terus menuliskan semua keluh kesaah melalui blog ini...
doain moga bisa terus yah....

Jumat, Februari 22, 2008

Pudarnya Pesona cleopatra

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal. “Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu,” kata ibu.

“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu,” ucap beliau dengan nada mengiba.

Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi di hatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.

Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali.

Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “Cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli !” kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas Arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.

Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk di pelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!

Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku.

***

Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing.

Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.

Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab, “tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga.”

Ada kekagetan yang kutangkap di wajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “Kenapa Mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa Mas sudah tidak mencintaiku,” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih.

“Wallahu a’lam,” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau Mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri, kenapa Mas ucapkan akad nikah?”

“Kalau dalam tingkahku melayani Mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa Mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa Mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan Mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku di dunia ini,” Raihana mengiba penuh pasrah.

Aku menangis menitikkan air mata, bukan karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku, menyiapkan segalanya untukku.

***

Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai di rumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi. Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir.

“Mas tidak apa-apa,” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih,” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. ”Mas airnya sudah siap,” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri di depan pintu membawa handuk. ”Mas aku buatkan wedang jahe.” Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan.

Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. “Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. ”Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”.

“Biasanya dikerokin,” jawabku lirih. “Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin,” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengeroki punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus.

Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra.

Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya. “Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu,” kata Ratu Cleopatra. “Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu.” Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.

Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba “Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya,” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya,” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.

Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.

***

“Mas, nanti sore ada acara aqiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang,” suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe.

Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. “Maaf..maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. “Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!,” panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan.

“Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil ‘dinda’. Matanya sedikit berbinar. “Te..terima kasih Di..dinda, kita berangkat

bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana

dengan senyum yang kupaksakan.

Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar di bibirnya. “Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?” Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah.

Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini. Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.

Acara pengajian dan aqiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga!” sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.

Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik di kampusnya dan hafal al-Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.

Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.

Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku.

Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu,” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.

Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis.

Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya, “Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta,” gumamku.

Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia ke rumahnya.

Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal di kontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, “Mas, untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh di bawah bantal, nomor pin-nya sama dengan tanggal pernikahan kita.”

Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.

Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas di hati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut.

Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.

Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa Arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa Arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang Mesir.

Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa Arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. ”Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi.

“Alhamdulillah, sudah,” jawabku.

“Dengan orang mana?”.

“Orang Jawa.”

“Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”.

“Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”.

“Kau sangat beruntung, tidak sepertiku.”

“Kenapa dengan Bapak?” “Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”.

“Bagaimana itu bisa terjadi?.”

“Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Di sana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predikat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia.

Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantik itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.

Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al-Azhar yang hafal al-Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan Yasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin.

Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S-1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan.

Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali, Yasmin tidak bisa.

Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rending, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.

Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.

Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedi yang menyakitkan. “Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir.”

Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal.

Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong.

Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang.”

Mendengar cerita Pak Qalyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bulan aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala di dindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.

Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan di bawah bantal. Di bawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong.

Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi, ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.

“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh di hadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah Kau muliakan hamba dengan al-Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok ke dalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba,” tulis Raihana.

Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa, “Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintu-Mu, melabuhkan derita jiwa ini ke hadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.

Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau.”

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tangannya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat di mata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana.

Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu- sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis.

“Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa

sebenarnya yang telah terjadi.

“Raihana…, istrimu….istrimu dan anakmu yang di kandungnya”.

“Ada apa dengan dia?”

“Dia telah tiada.”

“Ibu berkata apa!”

“Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”. Hatiku bergetar hebat. “Kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”.

“Ketika Raihana di bawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, jadi maafkanlah kami.”

Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira. Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru di kuburan pinggir desa. Di atas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua.

Potongan dari Novel: Habiburrahman El Shirazy, Pudarnya Pesona Cleopatra (Novel Psikologi Islam Pembangun Jiwa)

Madrid waspadai Barca


Keberhasilan barca meraih kemenangan dalam laga perdelapan liga champion, membuat madrid waspada. Ditambah dengan pemberitaan barca tim terpopuler di eropa dan satu-satunya tim dari 8 tim yang berlaga di perdelapan liga champion yang meraih kemenangan di kandang lawan. Hal ini jelas akan membuat tim pesaing barca-Real madrid- di la liga harus waspada. Penampilan apik tim cataluna ini memberikan tanda kepada pesaing-pesaingnya bahwa tim segudang bintang ini akan bangkit dan akan menunjukakan kekuatan yang sebenarnya. Kita tunggu aksi-aksi anak catalunya selanjutnya. Caiyooo barca...berjuang terus, kesempatan masih terbuka lebar. Madrid hanya sedikit beruntung sejauh ini. Tunjukkan pada dunia kamu bisa!!

Kamis, Februari 21, 2008

Blog Baru

Pada hari ini, alhamdulillah selesai juga pembuatan blog ini. Semoga melalui blog ini saya dapat mencurahkan semua unek-unek yang di dapat dalam menjalani kehidupan ini. Dalam blog ini juga akan dimuat artikel-artikel yang bermanfaat bagi para pengunjung.
bagi teman-teman yang punya masukan dan kritik yang dapat membangun, silahkan balas postingan ini. gunakanlah kata-kata yang sopan dan tidak menjatuhkan orang lain.
Terima Kasih